2

REVIEW SINERGI ISO 9001:2000-CMMI PADA INDUSTRI PENGEMBANG PERANGKAT LUNAK

Masalah kualitas selalu menjadi perhatian perusahaan, baik itu berupa kualitas produk ataupun kualitas layanan. Pada industri perangkat lunak, hal ini tidak ada bedanya, kebutuhan untuk menghasilkan produk yang berkualitas tentu membutuhkan suatu kinerja yang baik sehingga dapat meningkatkan kekompleksan dari sebuah sistem. Standarisasi dalam penentuan kualitas, ISO sudah menjadi keharusan bagi sebuah perusahaan pengembang perangkat lunak agar produk dapar diakui secara nasional maupun internasional. Pembahasan pada jurnal ini membahas mengenai analisis perbandingan dengan melakukan pendekatan kualitas untuk meningkatkan proses perangkat lunak dengan melakukan mapping antara ISO 9001:2000 dengan CMMI. Tujuan dari analisis perbandingan pendekatan kualitas ini tentunya menginginkan hasil perangkat lunak yang berkualitas tinggi.

Standarisai perangkat lunak perlu dilakukan untuk memberikan penilaian proses perangkat lunak seacara berimbang. Beberapa jenis standarisasi yang banyak digunakan oleh masyarakat industri, yaitu terminologi, klasifikasi, metode atau proses, produk, dan kode pembuatan. Tentu akan ada persamaan antara satu standar dengan standar yang lain dan juga ada perbedaan yang signifikan. Standar tersebut dikeluarkan oleh badan dunia, yaitu antara lain ISO, IEC, CEN, BSI, ANSI, dan DIN. Standar kualitas ISO 9000 dapat didefinisikan sebagai struktur, tanggung jawab, prosedur, proses dan sumber daya organisasi untuk mengimplementasikan manajemen kualitas. ISO 9000 menjelaskan elemen jaminan kuali- tas dalam bentuk yang umum yang dapat diaplikasi- kan pada berbagai bisnis tanpa memandang produk dan jasa yang ditawarkan. Agar tetap terdaftar dalam satu model sistem jaminan kualitas berbasis ISO, sistem kualitas dan operasi perusahaan akan diperiksa oleh auditor bagian ketiga untuk memeriksa kesesuaiannya dengan standar dan operasi efektif. Audit pengawasan tengah tahunan terus dilakukan untuk memastikan kesesuai- annya dengan standar yang sudah ditetapkan.

ISO 9000 menggambarkan elemen sebuah sistem jaminan kualitas secara umum. Elemen-elemen tersebut mencakup struktur, prosedur, proses,organisasi, dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan rencana kualitas, kontrol kualitas, jaminan kualitas, dan pengembangan kualitas. Tetapi, ISO 9000 tidak menggambarkan bagaimana organisasi seharusnya mengimplementasi elemen-elemen kualitas tersebut. Sebagai konse- kuensi, ada tantangan dalam mendesain dan mengimplementasi suatu sistem jaminan kualitas yang memenuhi standar sesuai dengan produk, layanan dan budaya perusahaan.

ISO 9001 adalah standar jaminan kualitas yang berlaku untuk rekayasa perangkat lunak. Standar tersebut berisi 20 syarat yang harus ada untuk mencapai sistem jaminan kualitas yang efektif. Karena standar ISO 9001 dapat diaplikasikan pada semua disiplin rekayasa/engineering, maka dikem- bangkan sekumpulan khusus pedoman ISO (ISO 9000-3) untuk membantu menginterpretasikan standar untuk digunakan pada proses perangkat lunak

Standarisasi ISO 9001 mempunyai beberapa keterbatasan, yaitu tidak dibuat secara khusus untuk perangkat lunak dan tidak mudah diinter- pretasikan untuk perangkat lunak meskipun sudah tersedianya ISO 9000-3, hanya menyediakan satu level penilaian saja, perangkat lunak tidak bisa dianggap seperti produk lainnya. Untuk mengatasi beberapa keterbatasan dari ISO, maka telah dikembangkan sebuah model yang dinamakan Capability Maturity Model Integrated (CMMI). Capability Maturity Model mendukung proses penilaian secara bertingkat. Penilaiannya tersebut berdasarkan kuisioner. Capability Maturity Model ini dikembangkan secara khusus untuk perangkat lunak yang juga mendukung peningkatan proses.

Perbandingan yang dapat dilihat dari hasil penerapan ISO dan juga CMMI dengan beberapa kelebihannya masing-masing yaitu bahwa ISO memliki kelebihan.

1. Diterapkan secara luas oleh banyak industri.
2. Meningkatkan fungsionalitas suatu institusi/organisasi.
3. Mendapatkan pengakuan internasional.
4. Memberikan kebebasan kepada siapapun yang ingin menerapkannya

Kelebihan dari CMMI adalah:

1. Mempunyai fitur-fitur yang bersifat institusional, yaitu komitmen, kemampuan untuk melakukan sesuatu, analisis dan pengukuran serta verifikasi implementasi.
2. Tersedianya “Road Map” untuk peningkatan lebih lanjut.

Dapat dikatakan bahwa standarisasi ISO dan CMMI untuk perangkat lunak memiliki kelebihannya masing-masing, tentu akan ada perbedaan untuk setiap standarisasi. Penerapan ISO 9001:2000 dan CMMI akan bersifat sinergi. Peningkatan proses perangkat lunak dengan CMMI akan mengarahkan pengembang perangkat lunak yang profesional.


Sumber: 
1

DASAR-DASAR PENGORGANISASIONAL

Perencanaan Organisasional adalah suatu proses pembentukan kegunaan yang teratur untuk semua sumber daya dalam sistem manajemen. Penggunaan yang teratur tersebut menekankan pada pencapaian tujuan sistem manajemen dan membantu wirausahawan tidak hanya dalam pembuatan tujuan yang nampak tetapi juga didalam menegaskan sumber daya yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. 

Perencanaan Organisasi mempunyai 2 maksud tujuan yaitu perlindungan (protective) dan kesepakatan (Affirmative).

Perlindungan (Protective)
Maksud dari perlindungan dalam melakukan perencanaan organisasi yaitu eminimisasi resiko dengan mengurangi ketidakpastian disekitar kondisi bisnis dan menjelaskan konsekuensi tindakan menejerial yang berhubungan.

Kesepakatan (Affirmative)
Dengan adanya kesepakatan dalam perencanaan organisasional pastinya akan tercipta keberhasilan, oleh karena itu dengan adanya kesepakatan akan meningkatkan tingkat keberhasilan dalam organisasional.

Secara garis besar bahwa tujuan perencanaan yaitu untuk suatu usaha yang terkoordinasi dalam organisasi sehingga akan menciptakan keefisienan dan menghasilkan perencanaan yang baik.

Dalam berorganisasi tentu kita membutuhkan sumber daya yang baik dan tepat sehingga akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam penggunaannya. Henry Fayol telah mengembangkan 16 pedoman umum yang dapat digunakan ketika mengorganisasi sumber daya. Pedoman tersebut dipublikasikan pertama kali di Inggris pada tahun 1949. Garis besar pedoman tersebut merupakan suatu saran yang bernilai bagi wirausahawan dalam melakukan suatu perencanaan organisasional dalam usaha. Berikut adalah isi dari 16 pedoman umum yang dapat digunakan ketika mengorganisasi sumber daya.
  1. Menyiapkan dan melaksanakan rencana operasional secara bijaksana
  2. Mengorganisasi faset kemanusiaan dan bahan sehingga konsisten dengan tujuan-tujuan, sumber daya-sumber daya, dan kebutuhan dari persoalan tersebut.
  3. Menetapkan wewenang tunggal, kompeten, enerjik, dan menuntun (Struktur manajemen formal)
  4. Mengkoordinasi semua aktivitas-aktivitas dan usaha-usaha
  5. Merumuskan keputusan yang jelas, berbeda, dan tepat.
  6. Menyusun bagi seleksi yang efisien sehingga tiap-tiap departemen dipimpin oleh seorang manajer yang kompeten, enerjik dan tiap-tiap karyawan ditempatkan pada tempat dimana dia bisa menyumbangkan tenaganya secara maksimal
  7. Mendefinisakan tugas-tugas
  8. Mendorong inisiatif dan tanggung jawab
  9. Memberikan balas jasa yang adil dan sesuai bagi jasa yang diberikan
  10. Memfungsikan sanksi terhadap kesalahan dan kekeliruan
  11. Mempertahankan disiplin
  12. Menjamin bahwa kepentingan individu konsisten dengan kepentingan umum dari organisasi
  13. Mengakui adanya satu komando
  14. Mempromosikan koordinasi bahan dan kemanusiaan
  15. Melembagakan dan memberlakukan pengawasan
  16. Menghindari adanya pengaturan, birokrasi (red tape) dan kertas kerja

Pembagian Tenaga Kerja (Divison Of Labor), Konsep pembagian tenaga kerja diberikan pada berbagai bagian tugas tertentu diantara sejumlah anggota organisasi kewirausahawan. Ilustrasi pembagian tenaga kerja yang secara umum digunakan adalah lini produksi mobil. Satu individu tidak dipeintahkan untuk merakit seluruh mobil, tetapi bagian tertentu dari mobillah yang akan dirakit oleh berbagai individu. Tentunya dalam pembagian tenaga kerja terdapat yang namanya keuntungan dan kerugian didalamnya, dan semua itu akan berdampak positif maupun negatif. 

Keuntungan pembagian tenaga kerja
  1. Pekerja berspesialisasi dalam tugas tertentu sehingga keterampilan dalam tugas tertentu meningkat
  2. Tenaga kerja tidak kehilangan waktu dari satu tugas ke tugas yang lain
  3. Pekerja memusatkan diri pada satu pekerjaan dan membuat pekerjaan lebih mudah dan efisien
  4. Pekerja hanya perlu mengetahui bagaimana melaksanakan bagian tugas dan bukan proses keseluruhan produk
Kerugian pembagian tenaga kerja
  1. Pembagian kerja hanya dipusatkan pada efisiensi dan manfaat ekonomi yang mengabaikan variabel manusia
  2. Kerja yang terspesialisasi cenderung menjadi sangat membosankan yang akan berakibat tingkat produksi menurun
Menurut Chester Barnard akan makin banyak perintah manajer yang diterima dalam jangka panjang jika
  1. Saluran formal dari komunikasi digunakan oleh manajer dan dikenal semua anggota organisasi
  2. Tiap anggota organisasi telah menerima saluran komunikasi formal melalui mana dia menerima perintah
  3. Lini komunikasi antara manajer bawahan bersifat langsung
  4. Rantai komando yang lengkap
  5. Manajer memiliki keterampilan komunikasi yang memadai
  6. Manajer menggunakan lini komunikasi formal hanya untuk urusan organisasional
  7. Suatu perintah secara otentik memang berasal dari manajer
Sumber:

Wiratmo, Masykur. 1994. Kewirausahawan. Jakarta: Gunadarma.
0

PROSES PRODUKSI WHITE BODY APV YLO-V

Kegiatan utama dari PT Suzuki Indomobil Motor Plant Tambun 2 adalah memproduksi kendaraan roda empat tipe APV, Futura, dan Wagon R Karimun. Proses-proses dalam memproduksi kendaraan roda empat pada dasarnya dalam PT Suzuki Indomobil Motor melalui beberapa tahapan yang saling berhubungan antara proses yang satu dengan proses selanjutnya. Proses ini saling berurutan dimana setiap proses harus menghasilkan produk yang berkualitas sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, sehingga menjadi satu kesatuan produk yang siap pakai dan mampu bersaing dipasaran. Proses produksi yang dilakukan di welding section yaitu proses pembentukan white body atau kerangka kosong dari sebuah mobil. Proses ini dilakukan pada saat awal bahan baku baik dari inhouse (Pressing) dan Outhouse (vendor lokal & ckd) hingga menjadi produk yang diinginkan yaitu white body. Setiap produksi dalam welding section memiliki kode produksi tersendiri untuk mengetahui jenis mobil yang akan diproduksi. Kode produksi yang digunakan dalam welding section diantaranya yaitu YLO. YL8, YR9, dan Y9J. YLO merupakan kode produksi yang digunakan untuk mobil Suzuki APV, YL8 merupakan kode produksi yang digunakan untuk mobil Suzuki ERTIGA, YR9 merupakan kode produksi yang digunakan untuk mobil Suzuki Karimun Wagon R, dan Y9J merupakan kode produksi yang digunakan untuk mobil Suzuki Carry Futura.

Pada welding section, mobil APV mempunyai kode produksi YLO-V dan YLO-T terbentuk oleh beberapa sub line produksi. Line utama yang digunakan untuk pengelasan disebut main-line dan sub line yang digunakan untuk melakukan sub assembly disebut sub-line. Bagian yang termasuk dalam main line, yaitu frame, under body, main body, dan mekanik. Bagian yang termasuk dalam sub line terdiri atas panel dash, rear floor assy, panel door, side body, cab side, front end, cabin back, panel roof, deck floor, side gate, dan rear gate. 
Gambar Peta Aliran Proses Produksi Welding Section Mobil APV 
Sumber: PT. Suzuki Indomobil Motor
Tahap pertama produksi white body mobil APV YLO-V dalam welding section dimulai dari perintah produksi. PPIC (Planing Production Inventory Control) memberikan rencana produksi kepada bagian produksi untuk melakukan perencanaan produksi atas dasar permintaan pelanggan melalui informasi dari bagian Marketing. 

Tahap kedua yaitu adanya persiapan bahan baku. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi welding section terdapat dua jenis yaitu inhouse (Pressing) dan Outhouse (vendor lokal & ckd). Bahan baku yang berasal dari lokal maupun luar negri tentunya akan melawati tahap pemeriksaan terlebih dahulu.

Tahap ketiga adalah pemeriksaan bahan baku. Bahan baku yang berasal dari in house akan diperiksa oleh pihak pengendalian kualitas bagian pressing dan untuk bahan baku yang berasal dari luar negri akan diperiksa oleh PMC (Production Material Control). Bahan baku yang telah melewati tahap pemeriksaan sudah dinyatakan siap digunakan dalam proses produksi.

Tahap keempat yaitu masuk kedalam proses produksi welding section. Proses produksi bagian welding section melalui proses pengelasan di semua komponen yang akan di sub assy. Pada proses produksi welding dapat terlihat jelas semua aktivitas produksi pembentuk white body yang terdiri dari beberapa lini produksi yaitu main-line dan sub line.

Tahap kelima adalah pemeriksaan hasil dari proses produksi. Proses ini dilakukan oleh pihak pengendalian kualitas untuk mengetahui adanya kecacatan pada proses produksi untuk setiap sub line. Kecacatan yang terjadi dalam proses produksi akan mendapatkan penanganan sesuai dengan permasalahan yang menimbulkan kecacatan. Komponen pembentuk white body yang mengalami cacat pada lini produksi akan mendapatkan penanganan oleh repair man, dan juga melakukan proses produksi ulang.

Tahap keenam adalah proses perakitan white body pada bagian mekanik. Proses ini dilakukan oleh operator produksi dengan merakit komponen lainnya yang berasal dari sub line mekanik pada white body yang masih kosong. Terdapat beberapa komponen yang harus dipasang dalam proses mekanik ini sehingga akan terbentuk satu kesatuan yang utuh dari white body atau kerangka jadi mobil.

Tahap ketujuh adalah pemeriksaan kembali terhadap hasil dari white body. Pemerikasaan kembali dilakukan oleh pihak pengendalian kualitas untuk mengetahui masih terdapat kecacatan atau tidak. Hasil pemeriksaan yang menunjukkan masih adanya kecacatan pada white body maka akan dilakukan repair atau perbaikan yang dilakukan oleh repair man.

Tahap terakhir dalam proses produksi welding section yaitu membuat laporan produksi yang dilakukan oleh pihak produksi untuk dilaporkan nantinya kepada pihak PPIC. White body yang telah lolos pemeriksaan selanjutnya akan masuk ke proses yang berikunya yaitu painting. Proses pada bagian welding section telah dinyatakan selesai dengan status WB-OK.

Sumber:
PT. Suzuki Indomobil Motor Plant Tambun II
0

KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan berasal dari kata entrepreneur dalam bahasa Prancis yang diterjemahkan sebagai “perantara”. Secara lebih luas didefinisikan sebagai proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan memikul resiko finansial, psikologi, dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa seperti moneter dan kepuasan pribadi. Pada abad pertengahan istilah ini digunakan untuk menjelaskan orang-orang yang menangani proyek produksi berskala besar. Kewirausahaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan keberanian seseorang dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.
Definisi lainnya, wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi. Dalam kewirausahaan, disepakati adanya tiga jenis perilaku yaitu memulai inisiatif, mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial atau ekonomi untuk merubah sumber daya dan situasi dengan cara praktis, dan diterimanya resiko atau kegagalan. Penjelasan dari tiga jenis perilaku wirausahawan antara lain:
  1. Memulai inisiatif, berarti memiliki pola pikir yang luas dan kreatif serta suatu tekad yang bulat ingin berwirausaha. 
  2. Mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial atau ekonomi untuk merubah sumber daya dan situasi dengan cara praktis. Artinya seorang wirausaha harus mampu merubah semua faktor yang mempengaruhi dalam kelangsungan usahanya secara praktis untuk menunjang kelancaran usahanya. 
  3. Diterimanya resiko atau kegagalan, seorang wirausahawan juga harus bisa meenerima segala resiko dalam menjalankan usahanya walaupun merupakan suatu kegagalan dalam usahanya.
Para wirausahawan dunia modern muncul pertama kali di Inggris pada masa revolusi industri akhir abad ke-18. Wirausahawan revolusi inggris menunjukkan kunci penting dalam membangun kepribadian yaitu semangat inovasi. Wirausahawan umumnya memiliki sifat yang sama. Menurut McClelland, wirausahawan memiliki karakteristik seperti berikut ini: 
  1. Keinginan untuk berprestasi, penggerak psikologis utama yang memotivasi wirausahawan adalah kebutuhan untuk berprestasi. 
  2. Keinginan untuk bertanggung jawab, wirausahawan menginginkan tanggung jawab pribadi bagi pencapaian tujuan. 
  3. Preferensi kepada resiko-resiko menengah, wirausahawan menetapkan tujuan-tujuan yang membutuhkan tingkat kinerja yang tinggi. 
  4. Persepsi kepada kemungkinan berhasil, keyakinan pada kemampuan untuk mencapai suatu keberhasilan adalah kualitas kepribadian wirausahawan yang penting. 
  5. Rangsangan oleh umpan balik, wirausahawan ingin mengetahui bagaimana hal yang mereka kerjakan. 
  6. Aktivitas energik, wirausahawan menunjukkan energi yang jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata orang. 
  7. Orientasi ke masa depan, wirausahawan melakukan perencanaan dan berpikir ke depan.
  8. Keterampilan dalam pengorganisasian, wirausahawan menujukkan ketrampilan dalam mengorganisasi kerja dan orang-orang dalam mencapai tujuan. 
  9. Sikap terhadap uang, keuntungan finansial merupakan nomor dua dibandingkan prestasi kerja mereka.
Peluang usaha baru akan mendatangkan berbagai jenis resiko. Mereka yang ingin memulai bisnis baru bisa menilai tingkat n Ach mereka. Karakteristik wirausahawan sukses dengan n Ach tinggi akan memberikan pedoman bagi analisa diri sendiri. Berikut ini adalah karateristiknya: 
  1. Kemampuan inovatif 
  2. Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity) 
  3. Keinginan untuk berprestasi 
  4. Kemampuan perencanaan realistis 
  5. Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan 
  6. Obyektivitas 
  7. Tanggung jawab pribadi 
  8. Kemampuan beradaptasi 
  9. Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator
McClelland mengemukakan tiga kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian tujuan ekonomi. Kebutuhan yang pertama adalah kebutuhan untuk berprestasi (n Ach) yaitu motivasi untuk berprestasi, karena itu karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Kebutuhan yang kedua adalah kebutuhan untuk berafiliasi (n Afill) yaitu kebutuhan untuk berhubungan hangat dan bersahabat dengan orang lain. Kebutuhan yang ketiga yaitu kebutuhan untuk berkuasa (n Pow) yaitu kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain.

Keingintahuan dan minat pada apa yang terjadi didunia merangsang orientasi eksternal. Para wirausahawan menelusuri banyak sumber gagasan. Sumber gagasan baru tersebut adalah sebagai berikut: 
  1. Konsumen. Wirausahawan selalu memperhatikan apa yang menjadi keinginan konsumen, Sebagai contoh konsumen merupakan orang yang menggunakan produk celana jeans. 
  2. Perusahaan yang sudah ada. PT. X memproduksi celana jeans terlebih dahulu, sehingga wirausahawan harus memperhatikan dan mengevaluasi produk tersebut. 
  3. Saluran distribusi. Sumber gagasan baru yang sangat baik karena kedekatan mereka dengan kebutuhan pasar. Saluran distribusi di sini seperti toko-toko sebagai distributor atau yang menjual secara langsung produk celana jeans tersebut. 
  4. Pemerintah. Pemerintah merupakan sumber pengembangan gagasan baru dengan memberikan hak paten dan juga peraturan-peraturan. 
  5. Penelitian dan pengembangan. Hal ini sering menghasilkan gagasan produk baru atau perbaikan produk yang sudah ada.
Pada awal pertumbuhan, wirausahawan ingin mengetahui kapan keuntungan akan tercapai untuk mengetahui potensi finansial bagi usaha pemula. Analisa pulang-pokok adalah teknik untuk menentukan seberapa banyak satuan yang harus dijual atau seberapa banyak volume penjualan yang harus dicapai agar tercapainya posisi tidak rugi dan tidak untung. Berikut ini adalah unsur dasar dari analisa pulang-pokok: 
  1. Biaya tetap, adalah pengeluaran yang diadakan oleh organisasi tanpa melihat jumlah produk yang dihasilkan. 
  2. Biaya variabel, adalah pengeluaran yang berfluktuasi dengan jumlah produk yang dihasilkan. 
  3. Biaya total, adalah jumlah total biaya tetap dan biaya variabel yang berkaitan dengan produksi. 
  4. Pendapatan total, adalah semua nilai rupiah penjualan yang terakumulasi dari penjualan produk. 
  5. Keuntungan, adalah jumlah pendapatan total yang melebihi biaya total yang dari produksi barang yang dijual. 
  6. Kerugian, adalah jumlah biaya total produksi barang yang melebihi pendapatan total yang diperoleh dari penjualan barang tersebut. 
  7. Titik pulang-pokok, adalah situasi dimana pendapatan total organisasi sama dengan biaya totalnya.  
Terdapat tiga bentuk dasar dari organisasi perusahaan, dimana masing-masing memiliki keuntungan dan kerugian. Jenis organisasi bisnis yang dipilih wirausahawan akan menentukan pola hubungan wirausahawan dengan berbagai badan pemerintah. Berikut ini adalah bentuk-bentuk dasar kepemilikan:
1. Pemilikan tunggal (firma). Merupakan bentuk organisasi bisnis kecil yang paling umum. Perusahaan dimiliki dan dijalankan oleh satu orang. 
A. Keuntungan 
  • Organisasi informal sudah cukup, dan kewajiban-kewajiban hukum yang harus dipenuhi hanya sedikit, dan cukup murah dalam pembentukannya. 
  • Pemilik tidak perlu membagi laba dengan siapapun. 
  • Biasanya bebas dari pengawasan pemerintah dan pajak khusus. 
B. Kerugian 
  • Pemilik memiliki kewajiban tidak terbatas dan bertanggung jawab penuh terhadap hutang perusahaan. 
  • Modal yang tersedia jauh lebih kecil. 
  • Sukar mendapatkan biaya jangka panjang. 
2. Kongsi. Merupakan asosiasi dari dua orang atau lebih, yang bertindak sebagai pemilik bersama dari sebuah bisnis. 
A. Keuntungan 
  • Formalitas hukum dan pengeluaran lebih sedikit dibandingkan dengan perseroan. 
  • Lebih mudah mendapatkan modal besar. 
  • Pengambilan keputusan dalam sebuah kongsi lebih luwes dibandingkan dengan perseroan.
B. Kerugian 
  • Terdapat kewajiban tak terbatas, paling sedikit bagi seorang rekanan. 
  • Kongsi akan berakhir kapan saja. 
  • Kepentingan pribadi seorang rekanan sukar dihapuskan. 
3. Perseroan. Merupakan sebuah badan hukum dan mempunya identitas yang terpisah dari para pemiliknya. 
A. Keuntungan 
  • Kewajiban pemilik saham terbatas pada jumlah saham. 
  • Pemilikan dengan mudah dapat dipindahkan dari satu orang ke orang lain. 
  • Mempunyai ekstensi hukum yang terpisah. 
  • Eksistensi perseroan relatif lebih stabil dan lebih permanen. 
B. Kerugian 
  • Kegiatannya dibatasi oleh akta pendirian dan berbagai hukum atau perundang-undangan. 
  • Banyak peraturan pemerintah yang harus diperhatikan. 
  • Memakan lebih banyak biaya dalam pembentukannya. 
  • Terdapat pajak-pajak lebih besar yang harus dibayar. 
Penyediaan sumber daya manusia yang semestinya adalah sangat penting bagi wirausahawan. Produktivitas semua organisasi kewirausahawan ditentukan oleh bagaimana sumber daya manusia berinteraksi dan bergabung untuk menggunakan sumber daya sistem manajemen. Untuk menyediakan sumber daya manusia yang tepat bagi organisasi kewirusahawan hendaknya mengikuti langkah-langkah berikut: 
  1. Perekrutan 
  2. Seleksi 
  3. Pelatihan 
  4. Penilaian hasil kerja 
Langkah pokok kedua yang terlibat dalam penyediaan sumber daya manusia yang tepat bagi organisasi kewirausahawan adalah seleksi. Seleksi adalah pemilihan individu untuk disewa dari semua individu-individu yang telah direkrut. Berikut ini adalah tahap-tahap dari proses seleksi: 
  1. Penyaringan pendahuluan dari rekaman, berkas data, dan lain-lain.
  2. Wawancara pendahuluan 
  3. Tes kecerdasan.
  4. Tes bakat.
  5. Tes kepribadian 
  6. Rujukan prestasi 
  7. Wawancara dianostik 
  8. Pemeriksaan kesehatan 
  9. Penilaian pribadi

Sumber:
1

INDUSTRIAL DESIGN DALAM PERANCANGAN PRODUK

Alasan digunakannya analisis industrial design dalam perancangan produk yaitu rancangan industrial (industrial design) untuk memenuhi kebutuhan pasar (demand pull) atau dilatar-belakangi oleh adanya dorongan memanfaatkan inovasi teknologi (market push). Rancangan teknik (engineering design) dari sebuah produk akan terkait dengan semua analisis perhitungan yang menyangkut pemilihan dan perhitungan kekuatan material, dimensi geometris, toleransi dan standard kualitas yang harus dicapai, dan sebagainya; yang kesemuanya akan sangat menentukan derajat kualitas dan reliabilitas produk untuk memenuhi tuntutan fungsi-fungsi serta spesifikasi teknis yang diharapkan. Disisi lain rancangan industrial (industrial design) akan sangat berpengaruh signifikan terutama didalam memberikan “sense of attractiveness”, estetika keindahan dan nilai komersial dari sebuah rancangan produk. Disisi lain rancangan industrial juga akan memberikan sentuhan-sentuhan kenyamanan dan kelaikan operasional (derajat kualitas ke-ergonomis-an) dari sebuah produk.

Rancangan teknik/rekayasa (engineering design) dari sebuah produk akan terkait dengan semua analisis dan evaluasi yang terutama menyangkut teknologi produk seperti pemilihan serta perhitungan kekuatan material, bentuk, dimensi geometris, toleransi, dan standard kualitas yang harus dicapai. Semua analisa perhitungan yang dilakukan tersebut akan sangat menentukan derajat kualitas dan reliabilitas produk guna memenuhi tuntutan fungsi dan spesifikasi teknis(core component) yang diharapkan. Disisi lain rancangan industrial (industrial design) akan sangat berpengaruh secara signifikan didalam memberikan “sense of attractiveness”, estetika keindahan, serta berbagai macam pertimbangan yang terkait dengan teknologi proses guna menghasilkan efisiensi ongkos produksi yang berdaya saing tinggi. Rancangan industrial dari sebuah produk terutama sekali akan difokuskan pada komponen kemasan (packaging component) seperti kualitas & reliabilitas, model/style, harga produk, pembungkus/kemasan (packaging), merk dagang (brand name); dan komponen pelayanan penunjang(supporting services component) seperti pelayanan purna jual (after sales services), warranty, ketersediaan suku cadang, perbaikan & perawatan, dan sebagainya. Disisi lain rancangan industrial juga akan memberikan sentuhan-sentuhan ergonomis yang berkaitan dengan keselamatan, keamanan, kenyamanan dan kelaikan operasional dari sebuah produk.

Cara penilaian kebutuhan industrial design dalam suatu proses perancangan bisa dilihat dari variabel-variabel data yang berkaitan dengan karakteristik manusia pengguna produk tersebut apakah sudah dimasukkan sebagai bahan pertimbangan. melalui pemanfaatan data anthropometri (ukuran tubuh) guna menetapkan dimensi ukuran geometris dari produk dan juga bentuk-bentuk tertentu dari produk yang disesuaikan dengan ukuran maupun bentuk (feature) tubuh manusia pemakainya. Data anthropometri yang menyajikan informasi mengenai ukuran maupun bentuk dari berbagai anggota tubuh manusia yang dibedakan berdasarkan usia, jenis kelamin, suku-bangsa (etnis), posisi tubuh pada saat bekerja, dan sebagainya serta diklasifikasikan dalam segmen populasi pemakai (presentile) perlu diakomodasikan dalam penetapan dimensi ukuran produk yang akan dirancang guna menghasilkan kualitas rancangan yang “tailor made” dan memenuhi persyaratan “fittnes for use”



0

MENGENAL CNC

Awal mula lahirnya mesin CNC dimulai tahun 1952 yang dikembangkan oleh John Pearseon dari Institut teknologi Massachusetts, atas nama angkatan udara amerika serikat. Semula proyek tersebut diperuntukkan untuk membuat benda kerja khusus yang rumit. Semulanya perangkat mesin CNC memerlukan biaya yang tinggi dan volume unit pengendali yang besar. Pada tahun 1973, mesin CNC sangat mahal sehingga masih sedikit perusahaan yang mampu dan mempunya keberanian dalam memplopori investasi dalam teknologi ini. Mulailah pada tahun 1975 produksi yang dilakukan dengan mesin CNC mulai berkembang pesat. Perkembangan tersebut dipacu oleh perkembangan microprocessor yang membuat unit pengendali lebih kecil sehingga volume unit penggendali dapat lebih ringkas dengan fungsi yang sama.

Perkembangan mesin CNC di indonesia didasarkan karena peranan penting mesin CNC dalam industry manufaktur yang disebabkan tinggi permintaan akan produk yang memiliki tingkat akurasi dan presisi yang tinggi, dengan mesin CNC pembuatan produk dengan skala besar akan lebih membuat efisiensi waktu yang tinggi.

Bahasa pemrograman mesin CNC dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu pemrograman manual dan juga pemrograman otomatis.
  1. Pemrograman manual Pemrograman dengan cara manual adalah pemrogaman dengan cara memasukan data ke mesin dengan mengetik tombol-tombol masukan data melalui keyboard yang terdapat pada pengendali mesin. 
  2. Pemrograman otomatisPemrograman otomatis adalah pemrograman dengan memasukan data ke mesin melalui perangkat lunak (disket, kaset, dan flashdisk, serta interface 232) melalui kontak layanan kaset yang tersedia pada panel pengendali mesin

Pemrograman ini menggunakan bahasa numerik yang dikenal dengan nama bahasa kode yang telah distandarisasi oleh DIN dan ISO. Kode bahasa yang dimasukan ke mesin dapat berupa kode G, kode M dan kode A.Bahasa pemrograman mesin CNC dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu pemrograman manual dan juga pemrograman otomatis. 
  1. Pemrograman manual Pemrograman dengan cara manual adalah pemrogaman dengan cara memasukan data ke mesin dengan mengetik tombol-tombol masukan data melalui keyboard yang terdapat pada pengendali mesin. 
  2. Pemrograman otomatisPemrograman otomatis adalah pemrograman dengan memasukan data ke mesin melalui perangkat lunak (disket, kaset, dan flashdisk, serta interface 232) melalui kontak layanan kaset yang tersedia pada panel pengendali mesin 

Pemrograman ini menggunakan bahasa numerik yang dikenal dengan nama bahasa kode yang telah distandarisasi oleh DIN dan ISO. Kode bahasa yang dimasukan ke mesin dapat berupa kode G, kode M dan kode A. 
Kode Fungsi
Fungsi dan kegunaan
a.       Kode Fungsi
G00
Perintah gerakan cepat tanpa penyayatan
G01
Perintah gerakan sayat linear lurus, melintang dan tirus
G02
Gerakan perintah interpolasi melingkar searah jarum jam.
G03
Gerakan perintah interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
G04
Perintah waktu tinggal diam.
G21
Perintah pembuatan blok kosong/kantong
G24
Perintah penetapan radius
G25
Perintah pemanggilan program subrutin/subprogram.
G27
Perintah melompat ke nomor blok program
G33
Perintah pemotongan ulir tunggal
G64
Perintah mematikan motor asutan/step motor
G65
Perintah pelayanan disket atau kaset
G66
Perintah pelayanan dengan komputer (external programming system)
G73
Perintah siklus pengeboran dengan pemutusan tatal
G78
Perintah siklus penyayatan ulir
G81
Perintah siklus pengeboran langsung
G82
Perintah siklus pengeboran dengan waktu tinggal diam
G83
Perintah siklus pengeboran dengan penarikan tatal
G84
Perintah siklus pembubutan memanjang
G85
Perintah siklus pereameran
G86
Perintah siklus pemotongan alur
G88
Perintah siklus pembubutan melintang
G89
Perintah siklus pereameran dengan waktu tinggal diam
G90
Perintah program harga absolut
G91
Perintah program harga inkrimental
G92
Perintah penetapan titik awal absolut
b.       Kode Fungsi M
M00
Perintah berhenti program
M03
Perintah sumbu utama berputar searah jarum jam
M04
Perintah sumbu utama berputar berlawanan arah dengan jarum jam
M05
Perintah sumbu utama berhenti terprogram
M06
a.       Perintah pergantian alat potong dengan cara terprogram
b.       Perhitungan panjang pahat
M17
Perintah kembali ke program utama/akhir subprogram
M30
Perintah program berakhir
M98
Perintah kompensasi kelonggaran secara otomatis
M99
Perintah parameter lingkaran
c.        Kode fungsi A
A00
Salah perintah fungsi G atau M
A01
Salah perintah fungsi G02 atau G03
A02
Harga ordinat X terlalu besar
A03
Salah harga F (harga asutan)
A04
Harga ordinal Z salah
A05
Kurang perintah M30
A06
Jumlah putaran sumbu utama terlalu tinggi untuk pemrograman ulir
A08
Akhir putaran pada perekaman
A09
Program di disket/kaset tidak ditemukan
A10
Program di disket/kaset aktif
A11
Salah memuat disket/kaset
A12
Salah pengecekan
A13
Pengalihan inchi atau mm dengan pelayanan pemuatan
A14
Salah menetapkan satuan dimensi
A15
Salah harga H (tebal penyayatan)
A17
Salah subprogram
 
Copyright © RPPB61294