2

REVIEW SINERGI ISO 9001:2000-CMMI PADA INDUSTRI PENGEMBANG PERANGKAT LUNAK

Masalah kualitas selalu menjadi perhatian perusahaan, baik itu berupa kualitas produk ataupun kualitas layanan. Pada industri perangkat lunak, hal ini tidak ada bedanya, kebutuhan untuk menghasilkan produk yang berkualitas tentu membutuhkan suatu kinerja yang baik sehingga dapat meningkatkan kekompleksan dari sebuah sistem. Standarisasi dalam penentuan kualitas, ISO sudah menjadi keharusan bagi sebuah perusahaan pengembang perangkat lunak agar produk dapar diakui secara nasional maupun internasional. Pembahasan pada jurnal ini membahas mengenai analisis perbandingan dengan melakukan pendekatan kualitas untuk meningkatkan proses perangkat lunak dengan melakukan mapping antara ISO 9001:2000 dengan CMMI. Tujuan dari analisis perbandingan pendekatan kualitas ini tentunya menginginkan hasil perangkat lunak yang berkualitas tinggi.

Standarisai perangkat lunak perlu dilakukan untuk memberikan penilaian proses perangkat lunak seacara berimbang. Beberapa jenis standarisasi yang banyak digunakan oleh masyarakat industri, yaitu terminologi, klasifikasi, metode atau proses, produk, dan kode pembuatan. Tentu akan ada persamaan antara satu standar dengan standar yang lain dan juga ada perbedaan yang signifikan. Standar tersebut dikeluarkan oleh badan dunia, yaitu antara lain ISO, IEC, CEN, BSI, ANSI, dan DIN. Standar kualitas ISO 9000 dapat didefinisikan sebagai struktur, tanggung jawab, prosedur, proses dan sumber daya organisasi untuk mengimplementasikan manajemen kualitas. ISO 9000 menjelaskan elemen jaminan kuali- tas dalam bentuk yang umum yang dapat diaplikasi- kan pada berbagai bisnis tanpa memandang produk dan jasa yang ditawarkan. Agar tetap terdaftar dalam satu model sistem jaminan kualitas berbasis ISO, sistem kualitas dan operasi perusahaan akan diperiksa oleh auditor bagian ketiga untuk memeriksa kesesuaiannya dengan standar dan operasi efektif. Audit pengawasan tengah tahunan terus dilakukan untuk memastikan kesesuai- annya dengan standar yang sudah ditetapkan.

ISO 9000 menggambarkan elemen sebuah sistem jaminan kualitas secara umum. Elemen-elemen tersebut mencakup struktur, prosedur, proses,organisasi, dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan rencana kualitas, kontrol kualitas, jaminan kualitas, dan pengembangan kualitas. Tetapi, ISO 9000 tidak menggambarkan bagaimana organisasi seharusnya mengimplementasi elemen-elemen kualitas tersebut. Sebagai konse- kuensi, ada tantangan dalam mendesain dan mengimplementasi suatu sistem jaminan kualitas yang memenuhi standar sesuai dengan produk, layanan dan budaya perusahaan.

ISO 9001 adalah standar jaminan kualitas yang berlaku untuk rekayasa perangkat lunak. Standar tersebut berisi 20 syarat yang harus ada untuk mencapai sistem jaminan kualitas yang efektif. Karena standar ISO 9001 dapat diaplikasikan pada semua disiplin rekayasa/engineering, maka dikem- bangkan sekumpulan khusus pedoman ISO (ISO 9000-3) untuk membantu menginterpretasikan standar untuk digunakan pada proses perangkat lunak

Standarisasi ISO 9001 mempunyai beberapa keterbatasan, yaitu tidak dibuat secara khusus untuk perangkat lunak dan tidak mudah diinter- pretasikan untuk perangkat lunak meskipun sudah tersedianya ISO 9000-3, hanya menyediakan satu level penilaian saja, perangkat lunak tidak bisa dianggap seperti produk lainnya. Untuk mengatasi beberapa keterbatasan dari ISO, maka telah dikembangkan sebuah model yang dinamakan Capability Maturity Model Integrated (CMMI). Capability Maturity Model mendukung proses penilaian secara bertingkat. Penilaiannya tersebut berdasarkan kuisioner. Capability Maturity Model ini dikembangkan secara khusus untuk perangkat lunak yang juga mendukung peningkatan proses.

Perbandingan yang dapat dilihat dari hasil penerapan ISO dan juga CMMI dengan beberapa kelebihannya masing-masing yaitu bahwa ISO memliki kelebihan.

1. Diterapkan secara luas oleh banyak industri.
2. Meningkatkan fungsionalitas suatu institusi/organisasi.
3. Mendapatkan pengakuan internasional.
4. Memberikan kebebasan kepada siapapun yang ingin menerapkannya

Kelebihan dari CMMI adalah:

1. Mempunyai fitur-fitur yang bersifat institusional, yaitu komitmen, kemampuan untuk melakukan sesuatu, analisis dan pengukuran serta verifikasi implementasi.
2. Tersedianya “Road Map” untuk peningkatan lebih lanjut.

Dapat dikatakan bahwa standarisasi ISO dan CMMI untuk perangkat lunak memiliki kelebihannya masing-masing, tentu akan ada perbedaan untuk setiap standarisasi. Penerapan ISO 9001:2000 dan CMMI akan bersifat sinergi. Peningkatan proses perangkat lunak dengan CMMI akan mengarahkan pengembang perangkat lunak yang profesional.


Sumber: 
1

DASAR-DASAR PENGORGANISASIONAL

Perencanaan Organisasional adalah suatu proses pembentukan kegunaan yang teratur untuk semua sumber daya dalam sistem manajemen. Penggunaan yang teratur tersebut menekankan pada pencapaian tujuan sistem manajemen dan membantu wirausahawan tidak hanya dalam pembuatan tujuan yang nampak tetapi juga didalam menegaskan sumber daya yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. 

Perencanaan Organisasi mempunyai 2 maksud tujuan yaitu perlindungan (protective) dan kesepakatan (Affirmative).

Perlindungan (Protective)
Maksud dari perlindungan dalam melakukan perencanaan organisasi yaitu eminimisasi resiko dengan mengurangi ketidakpastian disekitar kondisi bisnis dan menjelaskan konsekuensi tindakan menejerial yang berhubungan.

Kesepakatan (Affirmative)
Dengan adanya kesepakatan dalam perencanaan organisasional pastinya akan tercipta keberhasilan, oleh karena itu dengan adanya kesepakatan akan meningkatkan tingkat keberhasilan dalam organisasional.

Secara garis besar bahwa tujuan perencanaan yaitu untuk suatu usaha yang terkoordinasi dalam organisasi sehingga akan menciptakan keefisienan dan menghasilkan perencanaan yang baik.

Dalam berorganisasi tentu kita membutuhkan sumber daya yang baik dan tepat sehingga akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam penggunaannya. Henry Fayol telah mengembangkan 16 pedoman umum yang dapat digunakan ketika mengorganisasi sumber daya. Pedoman tersebut dipublikasikan pertama kali di Inggris pada tahun 1949. Garis besar pedoman tersebut merupakan suatu saran yang bernilai bagi wirausahawan dalam melakukan suatu perencanaan organisasional dalam usaha. Berikut adalah isi dari 16 pedoman umum yang dapat digunakan ketika mengorganisasi sumber daya.
  1. Menyiapkan dan melaksanakan rencana operasional secara bijaksana
  2. Mengorganisasi faset kemanusiaan dan bahan sehingga konsisten dengan tujuan-tujuan, sumber daya-sumber daya, dan kebutuhan dari persoalan tersebut.
  3. Menetapkan wewenang tunggal, kompeten, enerjik, dan menuntun (Struktur manajemen formal)
  4. Mengkoordinasi semua aktivitas-aktivitas dan usaha-usaha
  5. Merumuskan keputusan yang jelas, berbeda, dan tepat.
  6. Menyusun bagi seleksi yang efisien sehingga tiap-tiap departemen dipimpin oleh seorang manajer yang kompeten, enerjik dan tiap-tiap karyawan ditempatkan pada tempat dimana dia bisa menyumbangkan tenaganya secara maksimal
  7. Mendefinisakan tugas-tugas
  8. Mendorong inisiatif dan tanggung jawab
  9. Memberikan balas jasa yang adil dan sesuai bagi jasa yang diberikan
  10. Memfungsikan sanksi terhadap kesalahan dan kekeliruan
  11. Mempertahankan disiplin
  12. Menjamin bahwa kepentingan individu konsisten dengan kepentingan umum dari organisasi
  13. Mengakui adanya satu komando
  14. Mempromosikan koordinasi bahan dan kemanusiaan
  15. Melembagakan dan memberlakukan pengawasan
  16. Menghindari adanya pengaturan, birokrasi (red tape) dan kertas kerja

Pembagian Tenaga Kerja (Divison Of Labor), Konsep pembagian tenaga kerja diberikan pada berbagai bagian tugas tertentu diantara sejumlah anggota organisasi kewirausahawan. Ilustrasi pembagian tenaga kerja yang secara umum digunakan adalah lini produksi mobil. Satu individu tidak dipeintahkan untuk merakit seluruh mobil, tetapi bagian tertentu dari mobillah yang akan dirakit oleh berbagai individu. Tentunya dalam pembagian tenaga kerja terdapat yang namanya keuntungan dan kerugian didalamnya, dan semua itu akan berdampak positif maupun negatif. 

Keuntungan pembagian tenaga kerja
  1. Pekerja berspesialisasi dalam tugas tertentu sehingga keterampilan dalam tugas tertentu meningkat
  2. Tenaga kerja tidak kehilangan waktu dari satu tugas ke tugas yang lain
  3. Pekerja memusatkan diri pada satu pekerjaan dan membuat pekerjaan lebih mudah dan efisien
  4. Pekerja hanya perlu mengetahui bagaimana melaksanakan bagian tugas dan bukan proses keseluruhan produk
Kerugian pembagian tenaga kerja
  1. Pembagian kerja hanya dipusatkan pada efisiensi dan manfaat ekonomi yang mengabaikan variabel manusia
  2. Kerja yang terspesialisasi cenderung menjadi sangat membosankan yang akan berakibat tingkat produksi menurun
Menurut Chester Barnard akan makin banyak perintah manajer yang diterima dalam jangka panjang jika
  1. Saluran formal dari komunikasi digunakan oleh manajer dan dikenal semua anggota organisasi
  2. Tiap anggota organisasi telah menerima saluran komunikasi formal melalui mana dia menerima perintah
  3. Lini komunikasi antara manajer bawahan bersifat langsung
  4. Rantai komando yang lengkap
  5. Manajer memiliki keterampilan komunikasi yang memadai
  6. Manajer menggunakan lini komunikasi formal hanya untuk urusan organisasional
  7. Suatu perintah secara otentik memang berasal dari manajer
Sumber:

Wiratmo, Masykur. 1994. Kewirausahawan. Jakarta: Gunadarma.
 
Copyright © RPPB61294