Cinta Kasih adalah Sebuah emosi yang kuat
serta rasa sayang yang terpancarkan dalam ketertarikan diri pribadi. Dalam
konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan,
perasaan belas kasih dan kasih sayang. Cinta juga merupakan sebuah
aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa
pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu,
menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan
objek tersebut. Cinta juga dapat dikatakan satu perkataan yang mengandungi
makna perasaan yang rumit. Bisa di alami semua makhluk. Kesimpulan cinta bahwa
cinta itu bersifat abstrak, lebih mudah dialami dari pada dijelaskan. Dengan
begitu cinta kasih yang sudah ada perlu selalu dijaga agar dapat dipertahankan
keindahannya
Ungkapan
cinta mungkin digunakan untuk meluapkan perasaan seperti berikut:
1. Perasaan terhadap keluarga
2. Perasaan terhadap teman-teman, atau
philia
3. Perasaan yang romantis atau juga
disebut asmara
4. Perasaan yang hanya merupakan
kemahuan, keinginan hawa nafsu atau cinta eros
5. Perasaan sesama atau juga disebut
kasih sayang atau agape
6. Perasaan tentang atau terhadap
dirinya sendiri, yang disebut narsisisme
7. Perasaan terhadap sebuah konsep
tertentu
8. Perasaan terhadap negaranya atau
patriotisme
9. Perasaan terhadap bangsa atau
nasionalisme
Penggunaan istilah cinta dalam
masyarakat Indonesia lebih banyak dipengaruhi oleh perkataan love dalam
bahasa Inggris. Love digunakan dalam semua amalan dan arti
untuk eros, philia, agape dan storge. Namun
perkataan-perkataan yang lebih sesuai masih ditemui dalam bahasa serantau dan
dijelaskan seperti berikut:
1. Cinta yang lebih cenderung kepada
romantis, asmara dan hawa nafsu, eros
2. Sayang yang lebih cenderung kepada
teman-teman dan keluarga, philia
3. Kasih yang lebih cenderung kepada
keluarga dan Tuhan, agape
4. Semangat nusa yang lebih cenderung
kepada patriotisme, nasionalisme dan narsisme, storge
Cinta menurut ajaran Agama Islam Untuk mendefinisikan cinta
sangatlah sulit karena cinta memiliki banyak arti yang luas dan tidak dapat
dikatakan jelas dengan kata-kata. Ibnul Qayyim mengatakan: “Cinta tidak bisa
didefinisikan dengan jelas, bahkan bila didefinisikan tidak menghasilkan (sesuatu)
melainkan menambah kabur dan tidak jelas, definisinya adalah adanya cinta itu
sendiri.” (Madarijus Salikin, 3/9)
Hakikat Cinta adalah sebuah amalan hati
setiap umat manusia yang akan terwujud dalam (amalan) lahiriah. Apabila cinta
tersebut sesuai dengan apa yang diridhai Allah, maka ia akan menjadi ibadah.
Dan sebaliknya, jika tidak sesuai dengan ridha-Nya maka akan menjadi perbuatan
maksiat. Berarti jelas bahwa cinta adalah ibadah hati yang bila keliru
menempatkannya akan menjatuhkan kita ke dalam sesuatu yang dimurkai Allah yaitu
kesyirikan.
Cinta
kepada Allah Cinta
yang dibangun karena Allah akan menghasilkan kebaikan yang sangat banyak dan
berharga. Ibnul Qayyim dalam Madarijus Salikin (3/22) berkata: ”Sebagian salaf
mengatakan bahwa suatu kaum telah mengaku cinta kepada Allah lalu Allah
menurunkan ayat ujian kepada mereka:
“Katakanlah:
jika kalian cinta kepada Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai
kalian.” (Ali ‘Imran: 31) Mereka (sebagian salaf) berkata: “(firman Allah)
‘Niscaya Allah akan mencintai kalian’, ini adalah isyarat tentang bukti
kecintaan tersebut dan buah serta faidahnya. Bukti dan tanda (cinta kepada
Allah) adalah , faidah dan buahnya mengikuti Rasulullahmaka kecintaan kepada
kalian. Jikaradalah kecintaan Allah kalian tidak mengikuti RasulullahAllah
kepada kalian tidak akan terwujud dan akan hilang.” Bila demikian keadaannya,
maka mendasarkan cinta kepada orang lain karena-Nya tentu akan mendapatkan
kemuliaan dan nilai di sisi Allah.bersabda dalam hadits yang diriwayatkan dari
Anas bin Rasulullah: Malik “Tiga hal yang barangsiapa ketiganya ada pada
dirinya, niscaya dia akan mendapatkan manisnya iman. Hendaklah Allah dan
Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selain keduanya, dan hendaklah dia mencintai
seseorang dan tidaklah dia mencintainya melainkan karena Allah, dan hendaklah
dia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah selamatkan dia dari
kekufuran itu sebagaimana dia benci untuk dilemparkan ke dalam neraka.” (HR.
Al-Bukhari no. 16 dan Muslim no. 43) Ibnul Qayyim mengatakan bahwa di antara
sebab-sebab adanya cinta (kepada Allah) ada sepuluh perkara:
1.
Pertama,
membaca Al Qur’an, menggali, dan memahami makna-maknanya serta apa yang
dimaukannya.
2.
Kedua,
mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan-amalan sunnah setelah amalan wajib
3.
Ketiga,
terus-menerus berdzikir dalam setiap keadaan, niscaya Allah akan memberikan
jalannya.
4.
Keempat,
mengutamakan kecintaan Allah di atas kecintaanmu ketika bergejolaknya
nafsu.
5.
Kelima,
hati yang selalu menggali nama-nama dan sifat-sifat Allah, menyaksikan dan
mengetahuinya.
6.
Keenam,
menyaksikan kebaikan-kebaikan Allah dan segala nikmat-Nya.
7.
Ketujuh,
tunduknya hati di hadapan Allah
8.
Kedelapan,
berkhalwat (menyendiri dalam bermunajat) bersama-Nya ketika Allah turun (ke
langit dunia).
9.
Kesembilan,
duduk bersama orang-orang yang memiliki sifat cinta dan jujur. (Madarijus
Salikin, 3/18, dengan ringkas)
10. Kesepuluh, menjauhkan segala
sebab-sebab yang akan menghalangi hati dari Allah
Cinta adalah Ibadah Sebagaimana telah lewat,
cinta merupakan salah satu dari ibadah hati yang memiliki kedudukan tinggi
dalam agama sebagaimana ibadah-ibadah berfirman: yang lain. Allah
“Tetapi
Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam
hatimu.” (Al-Hujurat: 7)
“Dan
orang-orang yang beriman lebih cinta kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165)
“Maka Allah akan mendatangkan suatu
kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya.” (Al-Maidah: 54)
Adapun dalil dari hadits Rasulullah disebut diradalah hadits Anas yang telah
atas yang dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim: “Hendaklah
Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya.”
Macam-macam
cinta Di antara para ulama ada yang membagi cinta menjadi dua bagian dan ada
yang membaginya menjadi empat. Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdulwahhab Al-Yamani
dalam kitab Al-Qaulul Mufid fi Adillatit Tauhid (hal. 114) menyatakan bahwa
cinta ada empat macam:
1.
Pertama,
cinta ibadah. Yaitu mencintai Allah dan apa-apa yang dicintai-Nya, dengan dalil
ayat dan hadits di atas.
2.
Kedua,
cinta syirik. Yaitu mencintai Allah dan juga selain-Nya. AllahIberfirman: “Dan
di antara manusia ada yang menjadikan selain Allah sebagai tandingan-tandingan
(bagi Allah), mereka mencintai tandingan-tandingan tersebut seperti cinta
mereka kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165)
3.
Ketiga,
cinta maksiat. Yaitu cinta yang akan menyebabkan seseorang melaksanakan apa
yang diharamkan Allah dan meninggalkan apa-apa yang diperintahkan-Nya. Allah
berfirman: “Dan kalian mencintai harta benda dengan kecintaan yang sangat.”
(Al-Fajr: 20)
4.
Keempat,
cinta tabiat. Seperti cinta kepada anak, keluarga, diri, harta dan perkara lain
yang dibolehkan. Namun tetap cinta ini sebatas cinta tabiat. Allahberfirman:
“Ketika mereka (saudara-saudara Yusuf ‘alaihis salam)
berkata: ‘Yusuf dan
adiknya
lebih dicintai oleh bapak kita daripada kita.” (Yusuf: Jika cinta tabiat ini
menyebabkan kita tersibukkan dan lalai dari ketaatan kepada Allah sehingga
meninggalkan kewajiban-kewajiban, maka berubahlah menjadi cinta maksiat. Bila
cinta tabiat ini menyebabkan kita lebih cinta kepada benda-benda tersebut
sehingga sama seperti cinta kita kepada Allah atau bahkan lebih, maka cinta
tabiat ini berubah menjadi cinta syirik.
Buah cinta mengatakan: “Ketahuilah bahwa yang Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyyah
menggerakkan
hati menuju Allah ada tiga perkara: cinta, takut, dan harapan. Dan yang paling kuat adalah cinta, dan cinta
itu sendiri merupakan tujuan karena akan didapatkan di dunia dan di akhirat.”
(Majmu’ Fatawa, 1/95) menyatakan: “Dasar tauhid dan ruhnya Asy-Syaikh ‘Abdurrahman
As-Sa’diadalah keikhlasan dalam mewujudkan cinta kepada Allah. Cinta merupakan landasan
penyembahan dan peribadatan kepada-Nya, bahkan cinta itu merupakan hakikat ibadah.
Tidak akan sempurna tauhid kecuali bila kecintaan seorang hamba kepada Rabbnya
juga sempurna.” (Al-Qaulus Sadid, hal. 110) Bila kita ditanya bagaimana
hukumnya cinta kepada selain Allah? Maka kita tidak boleh mengatakan haram
dengan spontan atau mengatakan boleh secara global, akan tetapi jawabannya perlu
dirinci.
Pertama,
bila dia mencintai selain Allah lebih besar atau sama dengancintanya kepada
Allah maka ini adalah cinta syirik, hukumnya jelas haram.
Kedua,
bila dengan cinta kepada selain Allah menyebabkan kita terjatuh dalam maksiat
maka cinta ini adalah cinta maksiat, hukumnya haram.
Ketiga, bila merupakan cinta tabiat maka yang seperti
ini diperbolehkan. Wallahu a’lam
Kasih
sayang adalah
satu istilah yang konotatif, dan tidak denotatif. Akan tetapi ia tidak akan
muncul dan berkembang tanpa adanya kehendak sesuatu pihak yang memberikannya.
Sebelum kita memberi kasih sayang kepada orang lain, sayangilah diri anda
sendiri terlebih dahulu dengan mencerminkan akhlak dan moral yang baik. Kasih sayang
ini sadar atau tidak, menuntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling
percaya, saling pengertian, saling terbuka masing-masing pihak sehingga antar
keduannya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.
Kemesraan berasal dari kata dasar 'mesra', yang
artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan adalah hubungan akrab baik
antara pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah
tangga. Kemesraan merupakan perwujudan kasih sayang yang telah mendalam. Cinta
yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah
perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia.
Kemesraan dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan
bakatnya.
Belas Kasih adalah suatu sikap hati yang
sangat mulia, adalah suatu manifestasi dari kecerdasan. Namun, dalam
pengejarannya terhadap nama dan materi keuntungan yang berada di dunia, manusia
seringkali tidak bisa menghayati dan memahami makna yang sebenarnya dari belas
kasih. Di dalam kehidupan nyata, jika kita tidak bisa mengubah konsep
mementingkan diri sendiri yang terbentuk sejak lahir ini, sudah pasti kita
tidak akan bisa memperlakukan orang lain dengan belas kasih. Setelah
benar-benar masuk dalam jalan kultivasi, saya baru berangsur-angsur memahami
makna belas kasih. Hati yang berbelas kasih bisa menghubungkan energi dan
menginisiasi energi yang tanpa batas. Belas kasih itu sendiri merupakan suatu
medan energi yang sangat besar. Seberapa besar kelapangan dada seseorang,
seberapa besar pula energi yang bisa dia dapatkan. Jika seseorang selalu
memiliki hati belas kasih, maka kelapangan dada yang dia miliki juga bisa
berlimpah-limpah bagaikan alam semesta, dia akan memiliki energi teramat besar
hingga mampu menaklukkan segala-galanya. Ketika seorang kultivator benar-benar
bisa melepaskan hidup dan mati, yang terkandung di dalam hati kultivator
tersebut adalah belas kasih yang kekal abadi. Berbeda dengan cara kejahatan
mengatasi kejahatan di dunia, yang tidak efektif membasmi kejahatan sampai pada
akarnya. Ketika seseorang bisa mengunakan belas kasihnya untuk mengubah
musuhnya, pada saat itu energi semacam itu akan menjadi senjata yang lebih
ampuh bila dibandingkan dengan pisau dan pedang. Seorang yang berbelas kasih,
akan bermurah hati dan mengalah saat menerima serangan dari pihak lawan, akan
membalas sindiran dan olokan orang dengan senyuman, akan dengan besar hati
memaafkan kesalahan dan kesalah pahaman orang lain. Ia tidak tergesa-gesa dan
tenang-tenang saja, menahan penghinaan tanpa berargumen, pikirannya penuh
keprihatinan dan rasa kasihan atas penderitaan yang dialami oleh makhluk hidup,
bersikap hambar dan tidak gentar, semua itu adalah sikap hati dari sang sadar
yang kekal abadi.
Belas kasih memperlakukan seseorang
tidak membutuhkan ucapan kata-kata yang terlalu banyak, tersenyum simpul saja
sudah bisa meneruskan pikiran baik belas kasih ini kepada orang lain. Belas
kasih merupakan suatu energi yang nyata, dia bisa melumerkan es dan salju yang
berada di dalam hati manusia. Menghadapi konflik antar manusia atau sekat
diantara para kultivator, tidak peduli mereka berusaha dengan cara manusia yang
manapun untuk menghilangkan, tidak akan mendapatkan cara penyelesaian secara
tuntas, hal ini disebabkan oleh karena cara manusia itu kekurangan energi
tetapi kekuatan dari belas kasih bisa menguraikan segala permusuhan, sehingga
membuat segala perputaran sebab dan akibat yang berada didunia ini mendapatkan
penyelesaian baik. Pancaran sinar belas kasih melebihi beribu-ribu kata, ia
bisa membuat dendam dan sekatan yang berada di antara hati manusia dengan
sekejab hilang tanpa berbekas. Bila menyayangi seluruh makhluk hidup serta
memberikan kebahagiaan kepada mereka, disebut dengan kasih. Merasakan
penderitaan dan prihatin kepada mereka serta mencabut dan menghilangkan
penderitaan mereka dan menyelamatkan roh jiwa seseorang agar tidak sampai
menjadi bejat merupakan belas kasih yang paling besar bagi makhluk hidup.
Belas kasih merupakan suatu taraf
kondisi bila seseorang bisa melepaskan keakuan sama sekali dan senantiasa
berpikir demi orang lain. Hal ini juga merupakan pikiran baik yang murni dari
seorang kultivator yang timbul setelah dia bisa melepaskan hasrat
keinginan dari kasih secara tuntas. Kekuatan dari pancaran sinar belas kasih
itu tiada tara, sinar itu bisa melumerkan segala materi tidak hanya yang berada
di dunia, tetapi juga menerangi segala sudut penjuru di alam semesta.
Belas
kasih bisa menggugah pikiran baik yang tersimpan dalam hati paling dalam setiap
makhluk hidup. Seorang kultivator walaupun jasadnya terjerumus di dalam
kesengsaraan, belas kasih juga bisa dengan sekejab menjadi senjata yang paling
ampuh, menumpas kejahatan, menyelamatkan jiwa yang masih tersisa akar
kebaikannya. Dengan menaruh hati belas kasih, dengan pikiran dan perilaku lurus,
pasti akan tak terkalahkan.
Cinta Kasih Erotis
Cinta Kasih Kesaudaraan merupakan cinta kasih antara
orang-orang yang sama-sama sebanding, sedangkan cinta kasih ibu merupakan cinta
kasih terhadap orang-orang yang lemah tanpa daya. Walaupun terdapat perbedaan
besar antara kedua jenis tersebut, Kedua-duanya mempunyai kesamaan bahwa pada
hakekatnya cinta kasih tidak terbatas kepada seseorang saja. Berlawan dengan
kedua jenis cinta kasih tersebut ialah cinta kasih erotis, yaitu kehausan akan
penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang. Pada hakekatnya cinta
kasih tersebut bersifat ekslusif, bukan universal, dan juga barangkali
merupakan bentuk cinta kasih yang paling tidak dapat dipercaya.
Pertama-tama cinta kasih erotis
kerap kali dicampur baurkan dengan pengalaman yang eksplosif berupa jatuh
cinta, tetapi seperti yang telah dikatakan terlebih dahulu , pengalaman
intimitas, kemesraan yang tiba-tiba ini pada hakekatnya hanyalah sementara
saja.Bilamana orang asing tadi telah menjadi seseorang yang diketahui secara
intim, tak ada lagi rintangan yang harus diatasi , tidak lagi kemesraan
tiba-tiba yang harus diperjuangkan pribadi yang dicintai telah dipahami orang
seperti dirinya sendiri.
Disamping itu terdapat pula
faktor-faktor lain , banyak orang mempunyai arti sebagai cara-cara mengatasi
keterpisahan, seperti bercakap-cakap tentang kehidupan diri pribadi, tentang
pengharapan-pengharapan dan kecemasan-kecemasannya, menampakan diri dengan
segi-segi keanehannya, mengadakan hubungan dan minat yang sama terhadap dunia
sekitar, semuanya itu dilaksanakan untuk mengatasi keterpisahan. Bahkan dengan
memperlihatkan kemarahanya, kebencianya, dan memperlihatkan kekuranganya
menahan diri, semuanya dianggap telah dicapai intimitas.
Hal ini dapat menerangkan adanya
daya tarik perversi (buruk). Cinta kasih dapat merangsang keinginan untuk
bersatu secara seksual, dalam hal itu hubungan fisis tadi tidak memperlihatkan
sifat-sifat yang rakus atau serakah dalam keinginan untuk menaklukkan atau
untuk ditaklukkan, tetapi akan tercampur dengan kehalusan bertindak serta
kemesraan. Apabila keinginan untuk penyatuan tidak dirangsang oleh cinta kasih,
apabila cinta cinta kasih erotis tidak juga merupakan cinta kesaudaraan, ia
hanya akan membawa kita kepada penyatuan yang bersifat orgiatis (pesta pora)
dan sementara saja. Daya tarik seksual untuk semaentara waktu menimbulkan
khayalan penyatuan, namun tanpa cinta kasih sebenarnya penyatuan ini membiarkan
dua orang asing tetap berjauhan yang satu dengan yang lain seperti sebelumnya,
Kadang-kadang hal itu menimbulkan rasa malu diantara mereka, bahkan menimbulkan
rasa benci yang satu terhadap yang lain.
Dalam cinta kasih erotis terdapat
ekslusifitas yang tidak terdapat dalam cinta kasih persaudaraan dan cinta kasih
keibuan. Ciri-ciri eksklusif dalam cinta kasih erotis ini perlu dibicarakan
lebih lanjut. Kerap kali eksklusivitas dalam cinta kasih erotis disalah
tafsirkan dan diartikan sebagai suatu ikatan hak milik.Cinta kasih erotis
eksklusif hanyalah dalam arti bahwa seseorang dapat menyatukan dirinya secara
lengakap dan intensif hanya dengan satu orang saja. Cinta kasih erotis
mengeksklusifkan cinta kasih terhadap orang lain hanyalah dalam segi-segi fusi
erotis dan keikut sertaan selengkapnya dengan semua aspek kehidupan orang-orang
lain, tetapi bukan dalam arti cinta kasih kesaudaraan yang mendalam terhadap
orang lain.
Dengan
demikian maka, baik pandangan cinta kasih erotis merupakan atraksi individual
belaka maupun pandangan bahwa cinta kasih erotis itu tidak lain dari pada perbuatan
, kemauan kedua-duanya, atau lebih tepat jika dikatakan bahwa tidak terdapat
pada yang lain satu, juga tidak pada yang lain. Oleh karena itu, gagasan bahwa
hubungan pernikahan mudah saja diputuskan apabila orang tidak sukses
didalamnya, merupakan gagasan yang sama sekali keliru dengan gagasan bahwa
hubungan semacam itu, didalam keadaan bagaimanapun , tidak boleh diputuskan.
Sumber
: